Obesitas
apat terjadi pada usia berapa saja, tetapi yang tersering pada tahun
pertamaeidupan, usia 5-6 tahun pada masremaja. Anak obesitas tidak hanya lebih
berat dari anak seusianya tetapi juga lebih cepat matang pertumbuhan tulangnya.
Anak yang obesitas relatif lebih tinggi pada masa remaja awalnya tetapi
pertumbuhan memanjangnya selesai lebih cepat, sehingga hasil akhirnya mempunyai
tinggi badan relatif lebih pendek dari anak sebayanya
Bentuk
muka anak yang obesitas tidak professional, hidung dan mulut relative kecil
dagu ganda. Tempat timbunan lemak pada daerah payudara, dimana pada anak
laki-laki sering merasa malu karena payudara seolah olah tumbuh. Menggantung
dan sering disertai strie. Alat kelamin pada laki-laki seolah kecil karena
adanya kumpulan lemak pada daerah pangkal paha. Paha dan lengan atas besar jari
jari tanggan relative kecil dan runcing. Sering terjadi gangguan psikologis,
baik sebagai penyebab ataupun sebagai akibat dari obesitas.
Anak
lebih cepat mencapai pubertas. Kematangan sexsual lebih cepat, pertumbuhan
payudara, menarke, pertumbuhan rambut kelamin dan ketiak juga lebih cepat.
KOMPLIKASI
Berbagai
keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas, baik yang terjadi pada masa bayi
maupun masa dewasa antara lain:
1. Terhadap
kesehatan
Obesitas ringan
sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak. Tetapi bila obesitas
masih terjadi setelah dewasa, maka morbiditas atau mortalitasnya akan menigkat.
Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas dengan berbagai penyakit
infeksi, kecuali TBC. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tersebut, dikaitan
dengan menurunya respon immunologic sel T dan aktfitas sel Polimorfonuklear.
2. Saluran
pernafasan
Pada bayi,
obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran pernafasan bagian bawah,
karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya hipertropi tonsil dan adenoid
akan mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga mengakibatkan
anuksia dan saturasi oksigen rendah, yang disebut sindrom Chubby Puffer.
Obstruksi kronis saluran pernafasan dengan hipertropi tonsil dan adenoid, dapat
mengakibatkan gangguan tidur, gejala-gejala jantung dan kadar oksigen dalam
darang yang abnormal. Keluhan lainnya adalah nafas yang pendek.
3. Kulit
Kulit sering lecet
karena gesekan. Anak merasa gerah atau panas sering di sertai miliaria, maupun
jamur pada lipatan-lipatan kulit.
4. Ortopedi
Anak obesitas
pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi seperti Legg-perthee disease, genu valgum, slipped
femoral capital epiphyses, tibia vara dll.
5. Efek
psiokologis
Kurangnya
percaya diri. Anak pada masa remaja yang obesitas biasanya pasif dan depresi.
Karena sering tidak di libatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman
sebayanya. Juga sulit mendapatkan pacar, karena merasa potongan tubuhnya jelek,
tidak modis, merasa rendah diri sehinga mengisolasikan diri pergaulan dengan
teman temannya. Gangguan kejiwaan ini juga adapat sebagai penyebab terjadinya
obesitas, yaitu dengan melampiasakan setres yang dialaminya kemakanan.
6. Bila
obesitas pada anak terus berlanjut sampai masa dewasa dapat mengakibatkan:
-
Hipertensi pada masa odelesensi.
-
Hyperlipidemia, aterosklerosis, penyakit jantung
coroner, hipertensi maligna pada dewasa.
-
Diabetes
-
Sindrop pickwickian merupakan komplikasi yang
berat dari obesitas dewasa, yaitu gangguan pada jantung dan pernafasan,
hipoventilasi. Dengan manifestasi polisitemia, pipoksemia, sianosis, pembesaran
jantung, gagal jantung, tongesif, dan somnolen. Kita harus berhati-hati pada
pemberian oksigen konsentrasi tinggi pada anak ini. Usaha pengurusan badan
sangat penting bila terjadi komplikasi ini.
-
Maturitas sexsual lebih awal, mensturasi sering
tidak teratur
Dahulu gemuk
dianggap sehat, teteapi dengan berkembangnya ilmu kedokteran pendapat tersebut tidak
dianut lagi. Munggkin orang tua yang dulunya bangga dengan anak yang super
gemuk, sekarang akan menyesal jika melihat betapa kompleksnya akibat dari
obesitas tersebut.
PENATA PELAKSANAAN
Tujuan
pengobatan obesitas pada anak berbeda dengan pengobatan obesitas dewasa, karena
tujuannya hanya menghambat laju kenaikan berat badan yang pesat tersebut dan
tidak boleh diet terlalu ketat. Sehingga pengaturan dietnya harus
dipertimbangkan bahwa anak masih dalam masa pertumbuhan sesuai tinggat
pertumbuhan pada usia anak tersebut. Disamping itu pengobatan obesitas pada
anak sering gagal, kecuali mendapat dukungan dari seluruh keluarga. Olahraga
atau aktifitas tubuh yang teratur sangat penting dalam upaya penata laksanaan
obesitas pada anak ini.
Pada
prinsipnya pengobatan anak dengan obesitas adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki
factor penyebab, misalnya kesalahan cara pengasuhan maupun factor kejiwaan.
2. Motivasi
penderita obesitas dewasa tentang perlunya penggusauran badan. Sedangakan orang
tua bayi atau anak yang obesitas harus dimotivasi tentang pentingnya
memperlambat kenaikan berat badan bayi atau anaknya.
3. Pemberian
diet rendah kalori seimbang untuk menghambat kenaikan berat badan kemudian
membimbing pengaturan makanan yang sesuai untuk mempertahankan gizi yang ideal sesuai
dengan pertumbuhan anak. Ditambahkan pula vitamin dan mineral.
4. Mengajukan
penderita untuk olahraga yang teratur
atau anak bermain secara aktif, sehingga banyak energy yang banyak
digunakan.
Baik terapi diet maupun pisiko
terapi harus diberikan pada seluruh keluarga. Sehingga seluruh keluarga
seolah-olah turut serta dalam usaha pencapaian berat badan tersebut.
Cara
pengaturan dietnya adalah sebagai berikut:
1. Pada
bayi yang mengalami obesitas, tujuan
terapi bukan untuk menurunkan berat badannya seperti pada obesitas dewasa,
teteapi memperlambat kecepatan kenaikan berat badannya. Bayi diberikan diet
sesuai degan kebutuhan normal untuk pertumbuhan, yaitu 110 kkal/kg. BB/hari
untuk bayi kurang dari 6 bulan dengan 90 kkal/kg. BB/hari untuk bayi lebih dari
6 bulan. Susu botol jumlahnya harus dikurangi dengan cara diselingi dengan air
tawar, disamping itu tidak dianjurkan memberi susu yang diencerkan, susu rendah
atau tanpa lemak. Disamping itu kita anjurkan pada ibunya agar anak tidak
digendong saja, tetapi dibiarkan melakukan aktifitas.
2. Pada
anak prasekolah yang menglami obesitas, kenaikan berat badannya harus
diperlambat, dengan memberikan diet seimbang 60 kkal/kg. BB/hari. Atau bias
juga darimakan keluarga dengan porsi kecil dan menghindari makanan yang
mengandung kalori tinggi. Selain itu kita harus mendorong anak untuk melakukan
aktifitas fisik dan mencegah menonton TV berlebihan.
3. Pada
anak usia sekolah (prapubertas) yang
obesitas, kita berusaha mempertahankan berat badan anak dan menaikan tinggi
badannya. Diet diberikan 1200 kkal/hari atau sekitar 60 kkal/kg. BB/hari. Mendorong
anak melakukan aktifitas fisik secara sendiri-sendiri maupun secara
berkelompok. Tidak boleh menonton TV terlalu lama, lebih – lebih jika disertai
makan – makanan yang bekalori tinggi. Mengorganisir kelompok olah raga atau
rekreasi, agar anak lebih aktif.
4. Pada
obesitas dewasa, kita harus
menurunkan berat badannya untuk mencapai berat badan yang diharapkan sesuai
dengan tinggi badannya. Diet di berikan sekitar 850 kkal/hari, ataupun ingin
menurunkan berat badan 500 kkal/hari. Selain itu anak harus didorong untuk
melakukan aktifitas baik sendiri maupun secara berkelompok. Mendorong anak agar
mau melakukan interaksi dengan teman – temannya
PROGNOSIS
Prognosis
obesitas tergantung pada penyebab dan ada tidak adanya komplikasi. Obesitas
yang berlanjut sampai dewasa, morbiditas dan mortalitasnya tinggi.
PENCEGAHAN
Mencegah
obesitas lebih baik daripada mengobati jika sudah terjadi obesitas yang penting
adalah mengubah pandangan masyarakat agar mereka tidak menganggap bahwa sehat
itu identing dengan gemuk.
Pencegahan
harus sedini mungkin yang dimulai sejak dari bayi, yaitu dengan memberikan ASI.
Bayi yang minum ASI mempunyai mekanisme tersendiri dalam mengontrol berat badan
bayi. Komposisi ASI pada saat baru mulai disusui (Foremilk) lemaknya sedikit, sedangkan pada akhir menyusui (hint milk) kadar lemaknya lebih tinggi,
sehingga menimbulkan rasa “nek” pada bayi, akibatnya bayi akan menghentikan
menyusu. Pemberian ASI ekskulif empat (4) bulan, kemudian, makanan tambahan
diberikan mulai umur empat (4) bulan, dan pemberian ASI dianjuran sampai umur 2
tahun. Tidak memberikan minuman atau makanan setiap anak menangis, kecuali
kalau kita yakin bahwa anak tersebut memang lapar. KMS (Kartu Menuju Sehat) perlu untuk memnatau pertumuhan anak,
sehingga kita mengetahui penyimpangan arah dari grafik berat badan anak. Anak
sedini mungkin dikenalkan aktifitas fisik, baik melalui bermain maupun
olahraga. Menonton TV hanya sebagai selingan saja.