Saturday, 23 March 2013

OBESITAS PADA ANAK


GEJALA KLINIS
                Obesitas apat terjadi pada usia berapa saja, tetapi yang tersering pada tahun pertamaeidupan, usia 5-6 tahun pada masremaja. Anak obesitas tidak hanya lebih berat dari anak seusianya tetapi juga lebih cepat matang pertumbuhan tulangnya. Anak yang obesitas relatif lebih tinggi pada masa remaja awalnya tetapi pertumbuhan memanjangnya selesai lebih cepat, sehingga hasil akhirnya mempunyai tinggi badan relatif lebih pendek dari anak sebayanya
                Bentuk muka anak yang obesitas tidak professional, hidung dan mulut relative kecil dagu ganda. Tempat timbunan lemak pada daerah payudara, dimana pada anak laki-laki sering merasa malu karena payudara seolah olah tumbuh. Menggantung dan sering disertai strie. Alat kelamin pada laki-laki seolah kecil karena adanya kumpulan lemak pada daerah pangkal paha. Paha dan lengan atas besar jari jari tanggan relative kecil dan runcing. Sering terjadi gangguan psikologis, baik sebagai penyebab ataupun sebagai akibat dari obesitas.
                Anak lebih cepat mencapai pubertas. Kematangan sexsual lebih cepat, pertumbuhan payudara, menarke, pertumbuhan rambut kelamin dan ketiak juga lebih cepat.

KOMPLIKASI
                Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas, baik yang terjadi pada masa bayi maupun masa dewasa antara lain:
1.       Terhadap kesehatan
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak. Tetapi bila obesitas masih terjadi setelah dewasa, maka morbiditas atau mortalitasnya akan menigkat. Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas dengan berbagai penyakit infeksi, kecuali TBC. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tersebut, dikaitan dengan menurunya respon immunologic sel T dan aktfitas sel Polimorfonuklear.
2.       Saluran pernafasan
Pada bayi, obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran pernafasan bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya hipertropi tonsil dan adenoid akan mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga mengakibatkan anuksia dan saturasi oksigen rendah, yang disebut sindrom Chubby Puffer. Obstruksi kronis saluran pernafasan dengan hipertropi tonsil dan adenoid, dapat mengakibatkan gangguan tidur, gejala-gejala jantung dan kadar oksigen dalam darang yang abnormal. Keluhan lainnya adalah nafas yang pendek.
3.       Kulit
Kulit sering lecet karena gesekan. Anak merasa gerah atau panas sering di sertai miliaria, maupun jamur pada lipatan-lipatan kulit.
4.       Ortopedi
Anak obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi seperti Legg-perthee disease, genu valgum, slipped femoral capital epiphyses, tibia vara dll.
5.       Efek psiokologis
Kurangnya percaya diri. Anak pada masa remaja yang obesitas biasanya pasif dan depresi. Karena sering tidak di libatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Juga sulit mendapatkan pacar, karena merasa potongan tubuhnya jelek, tidak modis, merasa rendah diri sehinga mengisolasikan diri pergaulan dengan teman temannya. Gangguan kejiwaan ini juga adapat sebagai penyebab terjadinya obesitas, yaitu dengan melampiasakan setres yang dialaminya kemakanan.
6.       Bila obesitas pada anak terus berlanjut sampai masa dewasa dapat mengakibatkan:
-          Hipertensi pada masa odelesensi.
-          Hyperlipidemia, aterosklerosis, penyakit jantung coroner, hipertensi maligna pada dewasa.
-          Diabetes
-          Sindrop pickwickian merupakan komplikasi yang berat dari obesitas dewasa, yaitu gangguan pada jantung dan pernafasan, hipoventilasi. Dengan manifestasi polisitemia, pipoksemia, sianosis, pembesaran jantung, gagal jantung, tongesif, dan somnolen. Kita harus berhati-hati pada pemberian oksigen konsentrasi tinggi pada anak ini. Usaha pengurusan badan sangat penting bila terjadi komplikasi ini.
-          Maturitas sexsual lebih awal, mensturasi sering tidak teratur

Dahulu gemuk dianggap sehat, teteapi dengan berkembangnya ilmu kedokteran pendapat tersebut tidak dianut lagi. Munggkin orang tua yang dulunya bangga dengan anak yang super gemuk, sekarang akan menyesal jika melihat betapa kompleksnya akibat dari obesitas tersebut.
PENATA PELAKSANAAN
                Tujuan pengobatan obesitas pada anak berbeda dengan pengobatan obesitas dewasa, karena tujuannya hanya menghambat laju kenaikan berat badan yang pesat tersebut dan tidak boleh diet terlalu ketat. Sehingga pengaturan dietnya harus dipertimbangkan bahwa anak masih dalam masa pertumbuhan sesuai tinggat pertumbuhan pada usia anak tersebut. Disamping itu pengobatan obesitas pada anak sering gagal, kecuali mendapat dukungan dari seluruh keluarga. Olahraga atau aktifitas tubuh yang teratur sangat penting dalam upaya penata laksanaan obesitas pada anak ini.
                Pada prinsipnya pengobatan anak dengan obesitas adalah sebagai berikut:
1.       Memperbaiki factor penyebab, misalnya kesalahan cara pengasuhan maupun factor kejiwaan.
2.       Motivasi penderita obesitas dewasa tentang perlunya penggusauran badan. Sedangakan orang tua bayi atau anak yang obesitas harus dimotivasi tentang pentingnya memperlambat kenaikan berat badan bayi atau anaknya.
3.       Pemberian diet rendah kalori seimbang untuk menghambat kenaikan berat badan kemudian membimbing pengaturan makanan yang sesuai untuk mempertahankan gizi yang ideal sesuai dengan pertumbuhan anak. Ditambahkan pula vitamin dan mineral.
4.       Mengajukan penderita untuk olahraga yang teratur  atau anak bermain secara aktif, sehingga banyak energy yang banyak digunakan.
Baik terapi diet maupun pisiko terapi harus diberikan pada seluruh keluarga. Sehingga seluruh keluarga seolah-olah turut serta dalam usaha pencapaian berat badan tersebut.
                Cara pengaturan dietnya adalah sebagai berikut:
1.       Pada bayi yang mengalami obesitas, tujuan terapi bukan untuk menurunkan berat badannya seperti pada obesitas dewasa, teteapi memperlambat kecepatan kenaikan berat badannya. Bayi diberikan diet sesuai degan kebutuhan normal untuk pertumbuhan, yaitu 110 kkal/kg. BB/hari untuk bayi kurang dari 6 bulan dengan 90 kkal/kg. BB/hari untuk bayi lebih dari 6 bulan. Susu botol jumlahnya harus dikurangi dengan cara diselingi dengan air tawar, disamping itu tidak dianjurkan memberi susu yang diencerkan, susu rendah atau tanpa lemak. Disamping itu kita anjurkan pada ibunya agar anak tidak digendong saja, tetapi dibiarkan melakukan aktifitas.
2.       Pada anak prasekolah yang menglami obesitas, kenaikan berat badannya harus diperlambat, dengan memberikan diet seimbang 60 kkal/kg. BB/hari. Atau bias juga darimakan keluarga dengan porsi kecil dan menghindari makanan yang mengandung kalori tinggi. Selain itu kita harus mendorong anak untuk melakukan aktifitas fisik dan mencegah menonton TV berlebihan.
3.       Pada anak usia sekolah (prapubertas) yang obesitas, kita berusaha mempertahankan berat badan anak dan menaikan tinggi badannya. Diet diberikan 1200 kkal/hari atau sekitar 60 kkal/kg. BB/hari. Mendorong anak melakukan aktifitas fisik secara sendiri-sendiri maupun secara berkelompok. Tidak boleh menonton TV terlalu lama, lebih – lebih jika disertai makan – makanan yang bekalori tinggi. Mengorganisir kelompok olah raga atau rekreasi, agar anak lebih aktif.
4.       Pada obesitas dewasa, kita harus menurunkan berat badannya untuk mencapai berat badan yang diharapkan sesuai dengan tinggi badannya. Diet di berikan sekitar 850 kkal/hari, ataupun ingin menurunkan berat badan 500 kkal/hari. Selain itu anak harus didorong untuk melakukan aktifitas baik sendiri maupun secara berkelompok. Mendorong anak agar mau melakukan interaksi dengan teman – temannya

PROGNOSIS
                Prognosis obesitas tergantung pada penyebab dan ada tidak adanya komplikasi. Obesitas yang berlanjut sampai dewasa, morbiditas dan mortalitasnya tinggi.

PENCEGAHAN
                Mencegah obesitas lebih baik daripada mengobati jika sudah terjadi obesitas yang penting adalah mengubah pandangan masyarakat agar mereka tidak menganggap bahwa sehat itu identing dengan gemuk.
                Pencegahan harus sedini mungkin yang dimulai sejak dari bayi, yaitu dengan memberikan ASI. Bayi yang minum ASI mempunyai mekanisme tersendiri dalam mengontrol berat badan bayi. Komposisi ASI pada saat baru mulai disusui (Foremilk) lemaknya sedikit, sedangkan pada akhir menyusui (hint milk) kadar lemaknya lebih tinggi, sehingga menimbulkan rasa “nek” pada bayi, akibatnya bayi akan menghentikan menyusu. Pemberian ASI ekskulif empat (4) bulan, kemudian, makanan tambahan diberikan mulai umur empat (4) bulan, dan pemberian ASI dianjuran sampai umur 2 tahun. Tidak memberikan minuman atau makanan setiap anak menangis, kecuali kalau kita yakin bahwa anak tersebut memang lapar. KMS (Kartu Menuju Sehat) perlu untuk memnatau pertumuhan anak, sehingga kita mengetahui penyimpangan arah dari grafik berat badan anak. Anak sedini mungkin dikenalkan aktifitas fisik, baik melalui bermain maupun olahraga. Menonton TV hanya sebagai selingan saja.

0 comments:

Post a Comment